Postingan

setekah sekian lama tak berkisah

cukup lama aku tak menulis di blog ini. padahal sebelumnya aku ingin berkisah tentang aku juga adik2Q. tapi ternyata ada banyak kisah lagi yang harus dan belum juga tertulis. apalagi saat ini aku tidak lagi hidup untuk diriQ sendiri, atau adik2 dan orang tuaku. karena sekarang sudah ada seseorang yang akan ada di sepanjang umurQ, SuamiQ. hufh, belum cukup terbiasa menyebut itu, tapi harus di biasakan mulai 22 Maret 2011 kemarin.

Meleburnya Perempuan di Kancah Publik

Dalam sejarahnya perempuan Indonesia, khususnya perempuan Jawa, mendapatkan tempat yang sangat tidak menguntungkan. Perempuan-perempuan tidak diperkenankan untuk menikmati udara bebas. Remaja putri dipingit di dalam rumah, para istri hanya memiliki 3 aktivitas. 3M; macak (bersolek), masak (memasak), manak (melahirkan). Hanya sedikit perempuan yang memiliki kesempatan untuk “mengintip” dunia luar, mendapatkan “sedikit” akses pendidikan, bersosialisasi dengan dunia luar, serta melihat betapa nikmatnya menjadi “perempuan lain” di luar. Perempuan-perempuan pribumi yang “kebetulan” tergolong dalam kelompok bangsawan. Hanya segelintir perempuan “beruntung” di zaman penjajahan yang memiliki keprihatinan atas nasib kaum perempuan lainnya. Minoritas perempuan bangsawan yang tidak banyak. Sangat tidak imbang jika dibandingkan banyaknya perempuan yang tidak mendapatkan “keberuntungan itu (bahkan tidak menyadari betapa mereka berhak hidup seperti itu). Seperti R.A Kartini, seorang anak bangsawan J

Masih Ada Sisa Hijau

Gambar
orang-orang bilang pepohonan mulai jarang dan itu pula yang "katanya" menjadi salah satu penyumbang global warmaing . yup isu global warming memang telah lama digembar-gemborkan, bakhan kalo boleh jujur akupun kangen melihat hijaunya pepohonan, rindangnya pohon-pohon besar, dan semua yang memberi efek sejuk. tidak hanya itu sebenarnya, Hijau itu sungguh membuatku merasa Indah. Hmmmm maksudnya indah saja saat kila lihat hamparan hijau dengan nuansa kesejukan. Brrrrrrrrrrrrrr, tapi sayang semua itu sudah mulai jarang ku temukan. Sering teman-teman protes atas histeriaQ setiap melihat hijauaan membentang di depan mataQ. Pernah ktika pertama kali pergi ke Jepara untuk mengahadiri pernikahan salah satu teman. He2... jadi malu saja tiap inget, senyum-senyum, teriak-teriak sampai sopir bus keheranan lihat tingkahQ yang gumun melihat pemandangan itu. Air sungai yang begitu jernih mengalir dengan derasnnya,dengan bebatuan besar di sekitarnya. Pengen nyebur rasanya waktu itu. Apalagi

aku....

Aku….. Aku yang tak mampu lagi berlari Dalam keterasingan diri Aku, yang terseok hambar diantara pasungan kata yang semakin terjal, kasar, tak berbekas. Menggeliat diantara ketidakpastian langkah, Langkah yang semakin kelu dikalaku tak lagi mampu artikan setiap kata yang terkadang tak terdengar, bahkan. Aku yang ingin mencari kehilanganku , namun tak berbekas, hingga, mampukahku? Keluku

Aku ingin....

Aku ingin bercerita, tapi bukan sekarang waktunya..... Q mw ujian dulu. Story of my Little sisters!

Psikologi Hati, Diri dan Jiwa

Judul : Hati, Diri dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Tranformasi Judul Asli : Heart, Self and Soul: The Sufi Psycology of Growth, Balance Harmony Penerjemah : Hasmiyah Rauf Penulis : Rober Frager, Ph. D Tahun Terbit : Oktober 2005 Penerbit : Serambi Ilmu Semesta Jakarta Jumlah Hal : 313 Psikologi Sufi: Psikologi Hati, Diri dan Jiwa Beberapa tahun terakhir dilaporkan tingkat penderita semakin meningkat. Hal ini sangat mendasar karena kondisi perekonomian dunia tidak begitu sehat. Banyak korban PHK di berbagai tempat dan penyebab stress yang lainnya. Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa banyak orang yang tengah mengalami kekeringan spiritual. Sangat menarik kemudian ketika muncul buku psikologi Sufi yang ditulis oleh Robert Frager. Sebuah buku yang memfokuskan pada tiga konsep dasar dalam psikologi sufi, yaitu: hati, diri dan jiwa. Buku ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang merasa tengah terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupannya. Dalam buku ini dijelaskan secara detail meng

apapun...

Aku masih mencoba untuk kembali menulis. Menerapkan setiap petuah yang disampaikan beliau-beliau tentang menulis. … tidak mudah memang mengembalikan satu hal yang sempat hilang dari keseharian. Harus dimulai lagi dari awal. Bahasa halusnya musti dipaksakan.Aku sendiri belum tau harus dari mana aku kembali memulai. Aku hanya sering menulis sekenanya, setidaknya apa yang ada alam otakku saat aku memainkan jemari diatas keybord itulah yang tertuang tulisanku. Apapun, aku tidak lagi peduli benar atau salah, baik atau buruk. Yang paling penting aku mulai menulis dulu. Itu saja…..! Membahasakan fikiranku sekenanya. Karena semua ini butuh proses.